Rela bekorban berarti mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan orang lain. Atau bisa pula dengan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki, seperti tenaga, waktu maupun materi. Semua itu dilakukan untuk tujuan mulia. Tapi kalau hanya demi kepentingan segelintir orang, wajarkah jika kita sampai mengorbankan diri sendiri ??
7 MARTYR SIGNS
Walaupun keduanya bertolak belakang, namun batasan antara sikap rela berkorban dan martyr complex terkadang memang agak blur. Niatnya pingin menolong, tapi malah terjebak di posisi sebagai korban. Supaya bisa menentukan sikap denga tepat, kita harus tahu cara membedakannya. Mengadaptasi pemikiran professor Ilmu Psikiatri dan Perilaku, John M. Oldman dalam buku The New Personality Self-Potrait, tanda-tanda kecenderungan self-sacrifice complex bisa dijabarkan menjadi :
Yang terjadi adalah apabila seseorang yang ditolong sebenarnya tidak memerlukan bantuan, dan dengan membantu, kita hanya menjadikan orang tersebut manja dan nggak melaksanakan kewajibannya.
Gara-gara mementingkan orang lain, diri sendiri terabaikan.
Makanya ia harus memenuhi semua keinginan orang yang dicintai. Inilah ciri martir spesialis cinta. Yang seperti ini yang selalu bikin gala, mudah dibutakan perasaan serta berpotensi dimanfaatkan sama pasangannya.
Alhasil, dia akan kalah dan beada dibawah.
Yup, trying too hard to impress other people.
Lebih jauh lagi, orang tersebut merasa nggak layak mendapatkan kasih sayang. Ini termasuk saat menolak cowok atau menghindari pertemanan karena merasa nggak pantas.
SUMBER :
MAJALAH GADIS EDISI 33 , 13-22 DESEMBER 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar