Pages

Selasa, 05 Juni 2012

JENIS-JENIS UANG , BANK SENTRAL dan BANK UMUM, KEBIJAKAN-KEBIJAKAN MONETER

A.   DEFINISI UANG


Untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang meliputi konsumsi, distribusi dan produksi, perlukan suatu benda (alat) yang berfungsi untuk mengukur, menukar dan sekaligus melakukan pembayaran dan pembelian barang dan jasa. Benda (alat) yang digunakan tersebut adalah uang.

Uang digunakan oleh konsumen untuk membeli barang dan jasa yang diperlukan. Dalam distribusi, uang diperlukan untuk membeli untuk dijual kembali. Akhirnya, bagi produsen, uang diperlukan untuk membeli barang-barang baku kemudian diolah menjadi barang siap pakai yang dijual kepada masyarakat.


B.   JENIS-JENIS UANG


Uang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokan berdasarkan sejumlah kriteria sebagai berikut :

1.    Berdasarkan Bahan
·         Uang Logam, yaitu uang yang dibuat dari logam.
·         Uang Kertas, yaitu uang yang dibuat dari kertas.

2.    Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkan
·         Uang Kartal, yaitu mata uang logam dan kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral (pemerintah) dan berlaku umum dimasyarakat.
·         Uang Giral (Giro = simpanan di bank), yaitu dana yg disimpan pada rekening Koran (demand deposit) di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk melakukan pembayaran dengan perantara cek, bilyet giro atau perintah membayar. Jadi, uang giral dikeluarkan oleh bank umum.

3.    Berdasarkan nilai
Berdasarkan perbandingan antara nilai bahan dan nilai daya belinya, uang dapat dikeompokan sebagai beriku :
·         Bernilai penuh, yaitu uang yang bahannya (nilai intrinsic) sama dengan nilai nominalnya.
·         Tidak bernilai penuh, yaiut uang yang nilai bahannya (nilai intrinsic) tidak sama dengan nilai nominalnya. Misalnya, nilai kertas yang digunakan untuk membuat uang Rp. 10.000,00, nilai bahan kurang dari Rp. 10.000,00.

4.    Berdasarkan pemakai
Berdasarkan pemakaian di luar negeri, uang dibedakan sebagai berikut :
·         Internal value, yaitu kemampuan uang untuk membeli barang-barang dalam suatu Negara.
·         Eksternal value,yaitu kemampuan uang untuk ditukar dengan uang asing. Misalnya Rp. 7.200,00 sama dengan US $1,00.


C.   FUNGSI UANG


Dalam perekonomian modern, uang berfungsi sbagi alat tukar, satuan hitung (pengukur nilai), alat penyimpanan dan pemindah kekayaan, serta alat pengukur utang. Dua fungsi pertama disebut fungsi asli, sedangkan tiga fungsi sisanya disebut fungsi turunan.

1.   Alat tukar


Sebagai alat tukar, uang memungkinkan seluruh transaksi dapat dilakukan. Misalnya bila kita memerlukan buku tulis, mak kita dapat memperolehnya dengan menukarnya dengan sejumlah uang.

2.  Alat satuan hitung (pengukur nilai)


Sebagai satuan hitung uang digunakanuntuk menghitung harga sebuah barang. Jadi uamg dapat mengukur nilai sebuah barang.

3.    Alat penimbuan kekayaan


Uang tidak hanya memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih apa yang akan dibeli, tetapi juga untuk menentukan kapan kita mau beli sesuatu. Oleh karena itu timbullah keinginan masyarakat tidak segera menggunakan uang, melainkan menyimpan/menimbunya dalam bentuk, misalnya, tabungan atau deposit, yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali untuk dibelikan barang atau jasa.

4.    Alat pemindah kekayaan


Sebagai pemindah kekayaan, auang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, rumah di kampong dapat dipindahkan ke kota engan cara menjual rumah yang ada di kampong untuk membeli rumh yang ada di kota.

5.    Standar pembayaran yang ditangguhkan


Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan dating. Transaksi-transaksi dala perekonomian yang sudah berkembang banyak sekali dilakukan dengan pembayaran di kemudian hari (kredit). Penggunaan uang sbagai alat perantara dalam tukar menukar dapat mendorong perkebangan perdagangan yang bersifat kerena para penjual akan lebih merasa yakin bahwa pembayaran yang yang ditunda itu adalah sesuai dengn yang diharapkan. Dengan kata lain, mutu benda yang akan diperoleh di masa yang akan dating sebagai pembayaran penjualannya, yaitu uang, akan sesuai dengan yang diharapkan pada waktu menjual barangnya.


D.   PENGERTIAN BANK


Bank berasal dari bahasa Yunani, banco, yang berate “meja” (meja tersebut digunakan untuk tempat tukar-menukar uang). Mula-mula pekerjaan bank adalah sebagai pedagang uang, yaitu menbeli dan menjual uang logam (emas atau perak). Kegiatan sang pedagang uang bertambah dengan menerima titipan simpanan uang logam dari masyarakat. Sebagai tanda bukti penyimpanan, pedagang uang memberikan nota emas Smith (Gold Smith Notes), yang sekarang dikenal dengan uang giral. Selanjutnya pedagang uang memberikan pinjaman uang kepaa orang yang memerlukan.

Selain menghimpun atau menyalurkan dana dari atau ke masyarakat bank juga memberikan pelayanan (jasa) dalam bidang keuangan lainnya kepada masyarakat.


E.   BANK SENTRAL


Bank sentral yang memerlukan lembaga Negara independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak-pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Bank Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia yang didirikan berdasarkan undang-undang.

Tujuan dan Tugas Bank Indonesia (UU. R.I. No. 23 Tahun 1999)

Tujuan bank Indonesian adalah, mengatur dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah tampak dari perkembangan laju inflasi dan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut :
  • Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Pengendalian moneter dilakukan dengan cara operasi pasar terbuka di pasar uang (baik rupiah maupun valuta asing) dan penetapan tingkat diskonto.
  •     ii.        Mengatur dan menjada kelancaran system pembayaran. Untuk tugas ini Bank Indonesia berwenang memberikan persetujuan atas penyelenggaraan jasa system pembayaran, mewajibkan penyelenggaraan jasa system pembayaran untuk memberikan laporan egiatan, dan menetapkan penggunaan alat pembayaran.
  •    iii.        Mengatur dan mengawasi bank. Untuk tuga ini, Bank Indonesia berwenang memberikan dan mencabut izin usaha baik, memberikan izin pembukaan, penutupan, pemindahan kantor bank, dan memberikan persetujuam atas kepemilikan dan kepengurusan bank.
  •    iv.        Sebagai penyedia dana terakhir (last lending resort) bagi bank umum, dalam bentuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur yang terdiri atas seorang gubernur, seorang deputi gubernur senior dan sekurang-kurangnya empat orang atau sebanyak-banyaknya tujuh orang deputi gubernur. Apabila gubernur atau deputi gubernur senior berhalangan maka gubernur atau deputi gubernur senior menunjuk seorang deputi gubernur untuk memimpin dewan gubernur.

Gubernur, deputi gubernur senior dan deputi gubernur diusulkan dan diangkat oleh presiedn dengan persetujuan DPR. Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.  Modal Bank Indonesia ditetapkan berjumlah sekurang-kurangnya dua triliun rupiah.


F.    BANK UMUM


Bank umum adalah bank yang dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposit berjangka dan tabungan, emberikan pinjaman dan jasa lintas pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat.


G.   PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER


Kestabilan moneter Negara sedang berkembang aalah suatu kondisi yang memperlihatkan jumlah uang yang beredar mencukupi untuk mendukung seluruh transaksi dalam perekomonian. Dalam kondisi tersebut, jumlah uang yang beredar tidak berlebihan maupyn kurang.

Kebijakan moneter adalah tindakan penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Perubaha uang yang beredar itu pada akhirnya alan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.


H.   MACAM KEBIJAKAN MONETER


Bila jumlah uang beredar dalam masyarakat berlebihan atau berkurang, penguasa moneter (Bank Indonesia) dapat melakukan tindakan sebagai berikut :

1.    Operasi Pasar Terbuka


Pada polotik pasar terbuka (open market policy), bank sentral sebagai penguasa moneter membeli surat-surat berharga di pasar modal jika jumlah uang yang beredar terlalu sedikit. Sebaliknya, bank sentral menjual surat-surat berharga ke pasar modal jika jumlah uang beredar terlalu banyak. Surat-surat berharga yang diperjual-belikan adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

2.    Kebijakan Diskonto


Pada politik diskonto (discount policy), bank sentral menetapkan suku bunga pada tingkat tertentu.
a.    Menaikan suku bunga
Suku bunga dinaikan jika jumlah uang beredar dalam masyarakat berlebihan. Dengan naiknya suku bunga, masyarakat akan berlomba-lomba menabung unag di bank. Di pihak lain, para pengusaha mengurangi investasi yang dibiayai dengan pinjaman.
b.    Menurunkan suku bunga
Suku bunga diturunkan jika jumlah uang yang beredar dalam masyarakat kurang. Penurunan suku bunga akan mendorong pengusaha mengadakan investasi dengan meminjam uang dari bank.

3.    Kebijakan perubahan cadangan minimum


Cadangan minimum (minimum reserves requirements) adalah perbandingan antara uang tunai yang ditahan perbankan (atau yang tidak dipinjamkan kepada nasabah) dengan jumlah simpanan para nasabah. Simpanan nasabah meliputi giro, deposit berjangka, sertifikat deposito, tabungan.
a.    Menaikan cadangan minimum
Cadangan minimum dinaikan bila jumlah uang yang beredar berlebih. Peningkatan cadangan minimum berarti membatasi jumlah uang yang bisa dipinjamkan ke nasabah sehingga kemampuan bank member kredit berkurang.
b.    Menurunkan cadangan minimum
Cadangan minimum diturunkan jika jumlah uang yang beredar dianggap tidak mencukupi. Penurunan cadangan minimum berarti memperbesar jumlah uang yang bisa dipinjamkan ke nasabah sehingga kemampuan bank umum member kredit bertambah.

4.   Batas maksimum pemberian kredit


Bank sentral menetapkan batas maksimum pemberian kredit kepada nasabah. Misalnya 80% dari surat-surat berharga yang dibeli oleh pedagang surat-surat berharga dibiayai dengan dana sendiri, sedangkan 20% sisanya dibiayai dengan meminjam dana ke bank. Jika jumlah uang beredar melebihi kemampuan ekonomi, bank menaikan batas maksimum pemberian kredit. Sebaliknya, jika jumlah uang beredar kurang, bank sentral menurunkan batas maksimum pemberian kredit.

5.    Moral suasion (Dorongan moral)


Bank sentral melalui media masa mempengaruhi setiap lembaga meneter dan individu yang bergerak dalam bidang moneter melalui pidato, pengumuman atau surat edaran, supaya mereka bersikap sesuai dengan yang dikehendaki penguasa moneter.


I.      TUJUAN KEBIJAKAN MONETER


Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai kestabilan ekonomi yang diwujudkan dalam kestabilan harga-harga barang, sehingga iklim berusaha terkondisi sedemikian rupa dan pada gilirannya tercapai peningkatan kegairahan berusaha. Tujuan kebijakan moneter meliputi hal-hal berikut :
  1. Stabilan Ekonomi
  2.  Kesempatan Kerja
  3. Kestabilan Harga
  4. Neraca Pembayarn Internasional

Senin, 04 Juni 2012

PENDAPATAN NASIAONAL


A.  DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu.

Tiga Definisi Pendapatan Nasional 
  1. Nilai barang dan jasa yang diproduksi di suatu Negara dalam suatu periode tertentu (satu tahun). 
  2.  Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.  
  3.  Jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan itu.

Berdasarkan ketiga definisi diatas, terdapat pula tiga pendekatan untuk menghitung pendapatan nasional, yakni pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran.

Pendapatan nasional dihitung dengan tiga pendekatan :

  • Produksi
  • pendapatan
  •  Pengeluaran
·         

1.    Pendekatan Produksi
 
Dengan pendekatan ini , penapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha (sektor) dalam suatu Negara selama satu tahun. Yang dijumlahkan dalam perhitungan ini bukanlah nilai akhir dari barang dan jasa, melainkan nilai tambah dari barang dan jasa.

2.    Pendekatan Pendapatan
 
Dengan pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu Negara selama satu tahun.

3.    Pendekatan Pengeluaran
 
Dengan pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di suatu Negara selama satu tahun.


B.  KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL


1.    Komponen Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Produksi
 
Dalam perhitungan pendapatn nasional Indonesia, pemerintah kita lebih menekankan penggunaan pendekatan produksi nasional dan pengeluaran. Sedangkan pendekatan pendapatan hampir tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, Badan Pusat Statistik ( BPS ) hanya mengeluarkan perhitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Sebagai perbandingan Amerika Serikat menggunakan pendekatan Pengeluaran dan pendapatan.
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi yang dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha (sektor) disuatu Negara selama satu tahun. Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional .

2.    Komponen Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dilakukan dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu Negara .
Pendekatan pendapatan mengkelompokan faktor-faktor produksi dan pendapatannya menjadi empat komponen , yaitu :
  • Tenaga kerja, pendapatannya berupa upah dan gaji
  • Tanah dan harta tetap lainnya, pendapatannya berupa sewa
  • Modal, pendapatannya berupa bunga , dan
  • Keahlian, kewirausahaan, pendapatannya berupa keuntungan.
Hasil yang diperoleh pendekatan pendapatan akan sama dengan yang diperoleh pendekatan produksi.

3.    Komponen Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran
 
Untuk menghitung pendapatan nasionala dengan pendekatan pengeluaran atau penggunaan, kegiatan ekonomi suatu Negara dikelompokan menjadi empat sektor :
  •   Sektor rumah tangga
  •  Sektor pemerintah
  • Sektor perusahaan, dan
  • Sektor masyarakat luar negeri
Berdasarkan penegelompokan tersebut dibedakan empat jenis pengeluaran :
  1.  Pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga
  2. Pengeluaran konsumsi oleh pemerintah
  3. Pengeluaran konsumsi oleh perusahaan atau disebut sebagai Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto ( PMTDB ) , dan
  4. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa ekspor oleh masyarakat luar negeri

a)    Pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga

Dalam perhitungan pendapatan nasional, konsumsi oleh rumah tangga ( C ) merujuk pada pengeluaran total rumah tangga untuk pembelian barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini. Dalam perhitungan pendapatan nasional Indonesia , komponen ini dinamakan “pengeluaran konsumsi rumah tangga.”

b)   Pengeluaran konsumsi oleh pemerintah

Pemerintah melakukan pengeluaran untuk melayani masyarakat saat ini dan untuk membentuk barang modal tetap. Pengeluaran pemerintah jenis pertama ini dinamakan pengeluaran konsumsi pemerintah ( G ). Termasuk dalam pertama itu antara lain pembayaran gaji pegawai negeri dan pembelian alat-alat kantor.
Pengeluaran pemerintah jenis kedua adalah pengeluaran investasi, yang dalam analisis ilmu ekonomi biasanya dimasukkan kedalam pengeluaran untuk pembentukan modal tetap domestik. Yang termasuk pengeluaran jenis kedua ini adalah pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, jembatan dan jaringan irigasi.
Dalam perhitungan pendapatan nasional Indonesia, pengeluaran konsumsi oleh pemerintah dimasukkan dalam komponen yang dinamakan “pengeluaran konsumsi  pemerintah.”

c)    Pengeluaran konsumsi oleh perusahaan

Investasi adalah pembentukan barang atau jasa untuk menghasilkan barang atau jasa lain. Jadi, barang dan jasa itu tidak dinikmati langsung. Pengeluaran investasi ( I ) merupakan pengeluaran untuk menambah barang modal tetap dan persediaan (stock). Yang termasuk dalam persediaan  adalah bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
Dalam perhitungan pendapatan nasional Indonesia, pengeluaran investasi oleh perusahaan bersama-sama dengan pengeluaran investasi oleh pemerintah dimasukkan ke dalam komponen “Pembentukan Modal Tetap Domestic Bruto “ (PMTDB) dan komponen “perubahan stock.”

d)   Pengeluaran untuk Pembelian Barang dan Jasa Ekspor oleh Masyarakat Luar Negeri

Pengeluaran masyarakat luar negeri untuk pembelian barang dan jasa ekspor (X) dimasukkan kedalam perhitungan pendapatan nasional karena pengeluaran itu menaikkan nilai barang dan jasa yang diproduksi. Yang diperhitungan dalam perhitungan pendapatan nasional adalah ekspor neto , yaitu selisih antara ekspor dengan impor (M). pengeluaran untuk barang dan jasa impor merupakan pengeluaran untuk menambah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh neraga lain sehingga tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.


RUMUS PDB

Keempat komponen pendapatan nasional dengan cara pengeluaran tersebut menghasilkan rumus perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai berikut :

PDB = C + I + G + (X – M)

Rumus itu banyak digunakan dalam penetapan kebijakan-kebijakan ekonomi. Misalnya untuk meningkatkan PDB maka pemerintah :
  • Meningkatkan pengeluaran konsumsi rumah tangga, C;
  • Meningkatkan investasi oleh perusahaan (sektor swasta), I;
  • Meningkatkan pengeluaran pemerintah, G; atau
  • Memperbaiki posisi neraca pembayaran, (X – M)

Hubungan PDB , PNB dan Pendapatan Nasional


Hubungan antara PDB , PNB dan Pendapatan Nasional sebagai beriku :
·         Produk Nasional Bruto (PNB) =

Produk Nasional Bruto (PNB) – Pendapatan Faktor Produksi Neto dari Luar Negeri

·         Produk Nasional Neto (PNN) =

Produk Nasional Bruto (PNB) – Penyusutan

·         Produk Nasional =

Produk Nasional Neto (PNN) – Pajak Tak Langsung Neto


C.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL 


Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan ekonomi dalam rangka meningkatkan kebijakan pendapatan nasional suatu Negara, perlu diketahui lebih dulu faktor-faktor yang masing-masing komponen pendapatan nasional.
  1. Komponen Konsumsi dan Tabungan
Dalam perekonomiaan tertutup sederhana, pendapatan nasional yang diterima oleh rumah tangga – rumah tangga digunakan untuk  :
·         Membeli barang dan jasa yang disebut dengan pengeluaran konsumsi atau consumption (C).
·         Menabung, yang disebut dengan saving (S).
Rumus yang terbentu seagai berikut :
Y = C + S

Keterangan : Y = pendaatan nasional , C = konsumsi, S = tabungan 

    2.   Komponen Konsumsi dan Investasi

Dalam jangka panjang, tabungan akan digunakan untuk pengeluaran invetasi, tentunya setelah dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran mendadak. Oleh karena itu diperoleh rumus sebagai berikut :
Y = C + S
Y = C + I
Sehingga : I = S


D.  MANFAAT MEMPELAJARI PENDAPATAN NASIONAL


Tujuan perhitungan pendapatan nasional adalah untuk mendapatkan taksiran akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara selama satu tahun. Manfaat-manfaat dilakukannya perhitungan pendapatn nasional adalah sbagai berikut : 
1.    Sumber Informasi bagi Pemerintah
·         Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai efektivitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Misalnya untuk menilai pengaruh kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap pengeluaran masyarakat suatu Negara.
·         Kecenderungan (trend) perkembangan pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan program untuk menanggulangi masalah tersebut. Misalnya, kenaikan pendapatan nasional diikuti dengan peningkatan keinginan masyarakat untuk lebih banyak membeli mobil pribadi. Kenaikan jumlah mobil pribadi akan menimbulkan masalah berupa tidak memadainya lagi lebar jalan raya yang tersedia. 

2.   Perkiraan Perubahan Pendapatan Rill

Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan suatu Negara mengetahui perubahan pendapatan rill penduduknya. 

3.    Perbandingan Kemajuan Ekonomi Antarnegara

Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan dilakukannya perbandingan kemajuan ekonomi antarnegara. Perbandingan itu bisa dilaksanakan berdasarkan wilayah, misalnya antarnegara Asean, antarnegara maju atau antarnegara sedang berkembang.